Minggu, 08 Juni 2008

WAWANCARA IMAGINER DENGAN PENGELOLA BLOG

WAWANCARA IMAGINER DENGAN PENGELOLA BLOG (SARJONI)

Agak narsis nih, (^_^). Kami hanya mencoba mengangkat tujuan dibukanya blog ini. Enjoy!

(Tanya) : (agak males) Apa sih, tujuan Anda membuat blog gak jelas seperti ini?

(Joni) : (agak marah) Gak jelas apanya nih?

(Tanya) : Ya nggak jelas aja!

(Joni) : Mas, kalau mau wawancara saya, jaga mulut ya! Memang saya yang butuh situ apa??!! Kalau saya batalkan aja wawancara ini gimana?

(Tanya) : *%&&*%^$^!!!

… Setelah beberapa pertarungan dan perdebatan gak penting....

.

.

.

(Tanya) : Baiklah.. Kita lanjutin aja deh wawancaranya.. Tujuan Anda membuat blog yang jelas ini apa ya?

(Joni) : Begini. Kami melihat genre nasyid haroki agak dikesampingkan. Padahal asal muasal nasyid itu ada di muka bumi ya dari nasyid haroki ini. Anehnya, mereka dikasih embel – embel tambahan “haroki”. Ini menandakan mereka harus diberi identifikasi baru untuk tetap diakui sebagai nasyid. Sudah keluar dari mainstream nasyid yang ada. Beda sama gendre nasyid lainnya; Snada gak dibilang nasyid pop; Raihan gak dibilang nasyid Melayu; misalnya. Tapi kalau Izzis, RJ atau Souhar selalu disebut nasyid haroki.

(Tanya) : Cuma gitu doang? Ngapain mas capek – capek kalau cuma itu aja tujuannya?

(Joni) : Hey! Jangan ngajakin perang gak penting lagi nih!

(Tanya) : Oh iya.. maaf deh.. Terus, tujuan lainnya apa?

(Joni) : Ada. Kami niatkan blog ini jadi semacam embrio berdirinya komunitas nasyid haroki di Indonesia. Ya macam komunitas musik metal atau underground gitulah. Secara saya dulu juga pernah jadi anak metal.

(Tanya) : Ah masak! Metal kok culun gitu?

(Joni) : Eh!! Saya peringatkan sekali lagi ya!? Saya belum selesai ngomong nih!!

(Tanya) : Eh iya.. Maaf. Terus – terus?

(Joni) : Nah, komunitas ini bisa menjadi wadah bagi anak – anak muda Islami yang punya gelora semangat jihad tinggi. Mereka bisa berekspresi disini. Saling mengenal dan saling menguatkan perjuangan.

(Tanya) : Perjuangan apa?

(Joni) : Perjuangan dakwah dong! Meruntuhkan kezaliman dan menegakkan keadilan. Dengan jihad di segala lini kehidupan tentunya.

(Tanya) : Kan ekspresi mereka bisa disalurkan lewat macam-macam cara? Masuk PKS misalnya, yang menyebut dirinya partai dakwah. Atau masuk FPI sekalian biar bisa nggebukin pelaku maksiat?

(Joni) : Eh, FPI kerjaannya bukan cuma nggebuki aja lho! Hati-hati kalau bicara mas! Btw, seperti kata orang, musik bisa menyatukan manusia dari berbagai latar belakang. Nah, dengan komunitas nasyid haroki, harapan saya, anak-anak muda yang datang dari PKS, HTI, Salafy, Majelis Mujahiddin, FPI … pokoknya kalangan mana saja yang ingin menegakkan keadilan dan mengganyang kezaliman, kumpul disini. Kita bebaskan diri dari perbedaan – perbedaan; kita satukan dalam 2 kata : ISLAM dan JIHAD.

(Tanya) : Mmmm. Mulia juga ya? Yakin bisa terwujud tuh? Lha wong sekarang ummat Islam kan terpecah belah begitu?

(Joni) : Yakin gak yakin, ya harus kita mulai. Kita nggak tahu ujung dari langkah kita. Selama niat kita baik, cara kita baik, pasti Allah akan memberi jalannya kan?

(Tanya) : Iya ya.. Saya jadi mulai simpati nih. Terus, komunitas ini kerjaannya ngapain aja nantinya? Bikin scene-scene haroki gitu, kayak anak underground?

(Joni) : Ya nggak tahu lah! Biar teman-teman pecinta nasyid haroki yang menjawabnya nanti. Lha komunitasnya aja belum terbentuk? Tapi paling tidak, ngumpul dan ngaji kayaknya wajib ada lah.

(Tanya) : Balik ke blog ini nih. Memang pecinta nasyid haroki itu banyak ya?

(Joni) : Banyak banget! Album pertama RJ aja terjual 30 ribu keping. Album KEMBALI-nya Izzis, kabarnya dulu bisa sampai ratusan ribu terjual. Padahal mereka tidak dinaungi major label lho. Pemasarannya underground juga. Jadi, sebenarnya yang simpati banyak sekali.

(Tanya) : Mungkin jaringan PKS punya peran penting?

(Joni) : Gak salah. Memang kader-kader PKS yang selama ini sering mengadakan acara nasyid seperti ini. Tapi bukan berarti selain PKS tidak berperan. Saya pernah lihat FPI menyanyikan lagu Kami Harus Kembali sebelum beraksi di lapangan. Rekan – rekan Majelis Mujahidin juga begitu. Bahkan Laskar Jihad di Ambon dulu juga kenal lagu ini sebagai mars Mujahidin di Maluku sana. Jadi nasyid haroki sudah jadi milik para aktifis dakwah dan jihad di berbagai kelompok pergerakan.

(Tanya) : Terakhir nih mas. Cita-cita mas selain itu apalagi?

(Joni) : Saya pingin mengganti label Nasyid Haroki jadi Nasyid Maskulin aja. Jangan disebut Haroki, tapi Maskulin. Dengan begitu, akan lebih banyak lagi kalangan yang bisa menikmatinya. Karena kata haroki kayaknya agak alergi diterima kalangan lain. Secara nggak langsung, nantinya selain nasyid haroki akan disebut Nasyid Feminim kan? (^_^).

(Tanya) : Wah, mas jahat juga ya? Padahal tadi saya sudah simpati lho.. Walau gimana, nasyid selain haroki juga bisa memberi kontribusi dakwah kan?

(Joni) : Iya iya.. Maaf saya salah…

Akhirnya wawancara bisa berakhir dengan damai.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Rasanya akan hambar jika dakwah tidak dibarengi dengan cobaan dan hambatan. justru dari sinilah kita dapat mengedepankan nilai-nilai aqidah yang diikuti oleh prinsip yang kuat. Syahid tidak mudah didapat tanpa adanya jihad. syurga tidak diberikan secara cuma-cuma. Iman yang kuat tidak bisa dibeli oleh kenikmatan dunia. Dan saya yakin hanya orang-orang teripihlah yang ada dalam jalan dakwah ini. Teruskan perjuangan, Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar!!!